Ya
begitulah gue. Seolah-olah berani padahal sih rasa takut itu ada, cuma dipendam
aja dan dilawan. Mungkin orang akan berkata,”ih apaan sih itu orang sok berani
banget, ntar juga ujung-ujungnya ketakutan sendiri” atau mungkin di benak lo
muncul kalimat ini akan dikatakan oleh orang lain. Pada dasarnya, semua orang
memiliki rasa takut dalam menghadapi berbagai hal, permasalahannya adalah
bagaimana kita menyimpan rasa takut dan rasa berani yang mana salah satunya dapat
kita pilih dan dikoordinasiin untuk menjadi yang dominan dalam diri kita.
Saat
jogging hari Minggu, 6 April 2014 gue, Tika, Fira, Oci, Ipit, ke sempur.
Niatnya sih mau lari pagi sama ikut senam. Eh, ternyata lapangan rame banget!
Dipenuhin sama pedagang-pedagang bazaar dan manusia-manusia pengunjung. Fira
yang berani megang bahkan ngalungin ular bikin gue tertantang. Dengan sok-sokan
berani gue kalungin juga ular itu ke leher. Namun ketika dia bergerak-gerak
nggak tenang, guepun ketakutan dan teriak-teriak sambil mengembalikan ular itu
ke pemiliknya. Rasa malu muncul ketika orang-orang nengok karena teriakan
gue. Gue berusaha untuk ‘bodo amat’ dengan menampilkan ‘poker face’ yang
seakan-akan gue nggak malu, bahkan nampakin muka seneng hahaha.
Hal
tersebut nggak bikin gue kapok buat megang ular. Setelah ular yang pertama,
Fira dan gue memegang ular selanjutnya dan ular itu adalah ular phyton yang
ukurannya pendek. Nggak jauh seperti sebelumnya, ketika ular ini
mulutnya ke arah tangan gue, gue pun takutttt dan berteriak-teriak kembali. Ya
seperti itulah. Hahaha ._.
Adapula
rasa takut ketika menjalani aksi berkeliling rumah-rumah kosong di malam hari
yang sebelumnya udah pernah gue bahas. Namun rasa penasaran dan ketertarikan
lebih menjuarai hati gue dibanding rasa takut itu. Jadi, ini bukan soal sok
berani melainkan mencoba berani menghadapi suatu hal dan nggak perlu malu kalo
nantinya lo ketakutan ketika sedang berada di tengah-tengah perjalanan.
Lalu,
bagaimana dengan yang sok berani? Orang yang sok berani itu orang yang banyak
bicara dengan isi yang menunjukkan bahwa dia berani, dia mampu, dan dia bisa,
namun perkatannya nggak dipertanggungjawabkan. Pada kenyatannya, ia nggak mau
untuk maju satu langkah pun karena ketakutan yang dimilikinya.
So, apabila
lo dihadepin oleh suatu hal, nggak ada salahnya mencoba. Namanya juga mencoba
dan berusaha, nggak ada yang sia-sia. Daripada ke depannya nyesel karena belum dicoba.
Minimalnya sih lo nggak akan tau apa-apa, atau nggak akan puas, bahkan nggak akan bangga kalo nyatanya lo bisa berhasil jika dicoba. Ini udah jauh lebih hebat dibanding yang nggak mau maju cuma
karena melihara ketakutan itu dan menjadi penghalang buat lo melangkah maju.