DIRIMU HANYA IMPIAN
Karya: Sheila Saliha
Terbelit di antara dua kasih
Terbenam di antara dua matahari
Cinta yang tak bisa disingkirkan
Tapi hanya untuk diimpikan
Bagi seorang gadis
Gadis itu adalah Aku
Bersama hatiku yang hidup
Aku terus berjuang!
Bukan untuk melupakannya
Juga bukan untuk meninggalkannya
Pergi menjauh darinya. . . melainkan berjuang untuk dua kasih yang belum menyatu. . .
Berjuang untuk dua kasih yang sesungguhnya
Dapatkah aku memimpikannya?
Dua kasih itu adalah aku dan dia
MERAH, BIRU, DAN BERJUTA CAHAYA
Dua kasih itu adalah aku dan dia
MERAH, BIRU, DAN BERJUTA CAHAYA
Karya: Sheila Saliha
Merah. . . Biru. . . Warnai dunia para nelayan
Merahnya langit pancarkan senja
Biru lautan menenggelamkan surya
Kini langit dan laut tak dapat dibedakan
Merah samar terbaur dengan biru kelam
Gelap malam datang
Selimuti cahaya. . .
Satu cahaya yang lenyap itu. . .
Tumbuh menjadi berjuta cahaya
Gemerlap jutaan bintang
Temani hari-hari para nelayan
Mereka membanting tulang
di kala yang lain tidur lelap
Dingin nan sejuk menusuk rusuknya
Terus berjuang hingga mendapat banyak ikan
PEJUANG WANITA SEJATI
Kubuka lembaran yang lusuh
Kuterkesima akan kisahnya
kusibak helai demi helai lembaran
Sorot mataku terhenyak pada inti kisah
Muncul di benakku
Sesosok wanita pejuang sejati
Ia adalah Cut Nyak Dien
Pujaan bangsa Indonesia
Tak sanggup Ia menanti
Keberhasilan para pejuang
Tuk kemerdekaan Indonesia
Terpikir olehnya melawan sekutu Belanda
Dalam pasukan perang gerilya...
Amarahnya yang kian mendendam
Ketangguhannya yang menjanjikan
Tuk membalas kematian sang suami
pada pasukan sekutu
Cut Nyak Dien...
Ia mampu mengorbankan jiwa raganya
Demi nusa bangsa, tanah air kita
Demi berkibarnya sang merah putih
Demi rakyat yang merana
meratapi kesedihannya
rakyat yang menderita dipekerjakan tentara Belanda...
Kuterharu akan kisah wanita itu
Senantiasa kuberharap
Tuk ingat dia selamanya
juga para penerus bangsa
[Sheila Saliha (14 th) 5 Maret 2009]
No comments:
Post a Comment